11.10.2010

Benarkah mereka itu Pahlawan?

Agak gamang menulis ini. Saya bingung, hendak mengucapkan selamat kepada apa, atau siapa. Kalau kepada sejarah, tentulah mengacu kepada Hari Pahlawan 10 Nopember. Tanggal di mana para pejuang Indonesia bertempur melawan Belanda di Surabaya. Kalau mengacu kepada kekinian, seharusnya judul menjadi; “Hari Yang Susah Mencari Pahlawan Penyelamat”. Kalau mengacu kepada Pahlawan, siapa yang layak kiranya? Menelisik siapa mereka yang gugur atau yang belum saat pertempuran besar itu pasti sulit. Bisa saja pecundang menjadi pahlawan, atau sebaliknya. Namun yang pasti lebih sulit adalah mencari pahlawan penyelamat di hari-hari ini.
Tetapi terlepas dari dilema di atas kita tidak boleh lupa bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawanya” atau versi Soekarno “ Jas Merah, jangan pernah lupakan Sejarah”, bukankah demikian saudaraku?
Kalau mengacu kepada kekinian, mungkin orang-orang macam inilah yang pantas kita sebut sebagai pahlawan.
Pahlawan tidak hanya saja “orang-orang besar”, tidak hanya penjuang kemerdekaan masa lampau saja, namun kita sebagai pribadi/bagian dari bangsa Indonesia dapat menjadi pahlawan bagi orang lain. Seperti kita ketahui, saat ini Indonesia sedang berduka cita karena sedang mengalami musibah bencana alam yakni letusan gunung merapi di Yogyakarta dan Tsunami yang melanda Mentawai. Lalu apa makna pahlawan ditengah bencana…???
Dalam situasi genting saat ini, terutama di daerah Yogyakarta karena letusan gunung merapi, sangat dibutuhkan sekali para relawan untuk membantu masyarakat sekitar Merapi dalam proses pengevakuasian dan sebagainya. Seorang pahlawan adalah mereka yang dengan niat tulus, iklas, penuh kesadaran, peduli, dan tanpa pamrih (imbalan) mau membantu masyarakat yang terkena musibah (dalam hal ini kasus Gunung merapi dan Tsunami di Mentawai). Dengan inisiatif yang muncul dari diri sendiri dan tanpa unsur paksaan, mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, uang, bahkan keselamatan jiwa mereka sendiri. Anda mungkin dapat membayangkannya sendiri. Sungguh tidak mudah untuk bisa seperti mereka yang menjadi karena dibutuhkan suatu tekad yang bulat bahwa tujuan utamanya adalah menolong sesama tanpa pamrih.
Bisa kita amati sendiri apa saja yang relawan lakukan dalam bencana letusan gunung merapi ini, seperti:
*Membantu para pengungsi dalam menyediakan makanan dan minuman dengan mendirikan dapur umum
*Membantu menyumbangkan pakaian, selimut, masker bagi para pengungsi,
*Memantau situasi gunung merapi dengan tidak tidur semalaman suntuk dan menginformasinya kepada semua masyarakat
*Mencari bantuan dana di pinggir jalan/lampu merah bagi para pengendara mobil/motor yang lewat.
*Mengkoordinasi dan mengurus para pengungsi agar mereka tetap berada di tempat yang aman tanpa kedinginan dan kelaparan.
Merekalah pahlawan sejati kita, yang rela berkorban membantu para korban bencana tanpa imbalan sepeser pun!!! Lalu, pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap menjadi pahlawan bagi orang lain/orang banyak sebagai bagian dari bangsa Indonesia?
Jawablah dalam hati masing-masing.

10.06.2010

Konsepan Rumahku #2

Pernah berpikir untuk hanya belajar, belajar, dan belajar saja di kampus?

Pastinya banyak sekali orang yang berpikir bahwa sukses hanya bisa diraih dengan belajar. Tapi konteks belajar yang dimaksudkan adalah kegiatan dimana kita tidak hanya berkutat dengan buku-buku pelajaran ataupun pengetahuan lainnya dengan suntuknya tanpa ada praktek nyata. Atau hanya membaca berbagai buku motivasi ataupun buku-buku kiat sukses mencapai sesuatu. Semua itu tersimpan di dalam otak dan bila dipraktekkan pun mungkin kesuksesannya tidak seberapa.

Salah satu cara yang bisa kita coba adalah dengan ikut berorganisasi. Sejak dini kita sudah harus mulai berorganisasi. Bersosialisasi dengan orang lain melalui organisasi dan mengetahui kerasnya cara berpikir orang lain dengan kondisi dimana kita tidak bisa memaksakan kehendak adalah sebuah pelajaran sekaligus pengalaman hidup yang tidak bisa didapatkan di buku manapun juga.

Jika ada pandangan bahwa orang sukses adalah orang yang hanya menghabiskan waktunya dengan berbagai buku pelajaran, aku rasa itu salah. Pastinya dibalik kesuksesan itu ada sebuah pengalaman. Pengalaman tentang kehidupan yang pastinya akan sangat banyak bisa didapatkan bila kita berorganisasi.

Langsung ke konkritnya aja saudaraku...
Jalan ini mulai samar-samar bisa teraba, inilah sedang kami rasakan dengan rumah yang sedang coba kamu bangun ini

Sesuai dengan falsafah Jawa “ alon-alon waton kelakon”,  seperti itulah yang mungkin bisa aku gambarkan dengan arah gerak kami, semangat dan pengorbanan temen-temen yang sedang berusaha untuk menjadi orang yang lebih berguna dan bermanfaat orang lain karena memang itulah landasan kami dalam bergerak, karena menurut para ahli agama bahwa sebaik-baik manusia adalah nanusia yang bisa menjadi rahmat bagi semua orang “ rahkmatallil’alamin" kata para penunggang onta”.
Sebuah keluarga atau apapun itu bentuknya tidak akan bisa berkembang kalau tidak menemui suatu  masalah karena dalam dunia pendidikan pada saat ini pun memang sedang sangat digalakkan salah satu metode pembelajaran yang pembelajaranya itu sendiri di ambil dari masalah-masalah yang ada atau kita mencari suatu permasalahan untuk kita pecahkan jalan keluarnya (Problem Based Learning atau Problem Solving).
Sekilas saja tentang kami, aku masih bingung untuk ngomongin keluargaku yang satu ini e….
Sambung lagi kapan-kapan…

8.28.2010

Takbir Rasul Pembangkit Hati Nurani Manusia

Rantai nurani manusia kini telah terputus dalam jejak kaki-kai dajal kehidupan.
Manusia yang bertahmid, bersujud di hadapan-Mu kini telah tersandung budaya yang nista.
Hadits kutsi ini tiada sejalan dengan norma hidup yang ada.
Para malaikat telah lelah dalam ketidakpastian ulah manusia, ulah yang bergelimang dosa.

Manusia, kaukah hamba tuhan?
Bila iya, mengapa kini kau tertawa dalam lenggangan kewajiban atas nama tuhanmu.
Ya rasul, bilakah jkau terbangun dari dekapan tuhan, akankah kau kuasa melihat secercah kehidupan yang bergelimang nista dan dusta.
Luhatlah Rasul, akankah ini makhluk-makhluk yang akan berbaris dibawah naungan bendera kuasamu.
Bilakah kau menangis, tangismu adalah takbir cinta kasihmu dalam kenistaan anak adam.
Bilakah takbirmu berkumandang itu pembuka mata nurani manusia.

Illahi Rabbi, tunjukkan kekuasaan-Mu.
Kuasa dalam angkara atau dalam nestapa.
Karena kaulah kuasa atas segala kuasa.

8.22.2010

' YANG TIDAK BISA DIUCAPKAN AYAH '

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya..
Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya" ,
Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba.
Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.....
Kamu mulai menuntut pada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga..
Setelah itu kamu marah pada Ayah, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...
Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu.....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, Ayah akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Ayah sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Ayah merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Ayah akan segera datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah"

Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata - mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Ayah

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Ayah harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Ayah, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Ayah untuk mengambilmu darinya.
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Ayah tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena Ayah sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa.....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Ayah telah menyelesaikan tugasnya....

Ayah, Papa, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..


[disadur dari salah satu message yang ada di akun facebook saya]

8.09.2010

Ramadhan at Yogyakarta.

Yogyakarta – What special with Ramadhan this year? buatku mungkin jawabanya nothing, bukan karena aku tidak menghargai bulan ramadhan, tapi karena ramadhan ini tidak ada yang special buatku. Tapi aku sangat senang menyambut bulan ramadhan ini, semoga aku bisa berubah dan diberikan kenikmatan dalam menjalani hidup.
Ramadhan kali ini aku masih tetap di Yogyakarta, tak terasa aku sudah ke 3 kali ramadhan di Yogyakarta dan ramadhan di kos-kosan bersama teman-teman, dan seperti biasa yang paling sulit di Yogyakarta adalah bukan mecari makan untuk sahur/buka tertapi bagaimana kita harus pandai-pandai menaha diri dan menahan hawa nafsu ( anda pasti faham mksudku … ^_^)
Sejak kemaren sudah banyak para penjual dadakan yang mulai mempersiapkan tempat di pasar-pasar tumpah untuk berjualan jajanan-jajanan pembuka puasa. Misalnya : jalan pinggiran UGM, Kampung Ramadhan (Krapayak) ataupun ada yang berjuluk Jalur Gaza ( jln. Wirosaban), da tentunya msih banyak tempat lain yang wajib anda kunjungi di bulan ramadhan nanti.
Tapi yang jelas banyak hal-hal yang lebih penting yang harus kita persiapkan untuk menyambut bulan yang suci ini, mulailah mensucikan diri dengan memita maaf kepada orang tua, saudara sahabat ataupun siapa saja yang pernah dirasa kita buat salah. Mulailah menata hati, pikiran dan niat yang tulus dengan harapan agar apa yang kita laksanakan nanti dibulan ramadhan benar-benar tulus hanya untuk mencapai ridhoNya, amien amien ya Rabb…
Lantas apa yang aku inginkan pada bulan ramadhan ini:
·  Diampuni dosaku selama ini, karena aku sadar aku sudah banyak melakukan kesalahan selama aku hidup ini, terutama dosa pada orang-orang yang ada disekitarku seperti orang tuaku dan saudara-saudaraku.
· Diberi kesadaran dan kekuatan iman.
· Diberi jodoh he he he
· Diberi rejeki
· Kok banyak ya?…
· Yang jelas aku berharap diberi kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

To be continued … ( widhi blog edisi ramadhan)

8.08.2010

MACAPAT

Manungsa lair ing ngalam donya metu saka guwa garba (MIJIL) nalika isih cilik kudu dituntun utawa dikanthi (KINANTHI) yen wis rumaja (SINOM) duwe rasa tresna utawa aweh katresnan marang wong liya (ASMARANDANA).Sing lagi nandhang tresna swasanane katon endah lan manis (DHANDHANGGULA) sawise mengku kulawarga kudu ngerti (GAMBUH) marang prakaraning urip. Manawa wis tuwa uripe bakal ngambang (MASKUMAMBANG) mikirake donya lan akherat. Tambah tuwa saya mundur (DURMA) mungkur ing kadonyan (PANGKUR) ngadhepi akherat mula gentur ngibadahe. Sawise mati ateges pegat ruhe (MEGATRUH). Banjur dibuntel utawa dipocong (POCUNG).
mekaten mas/mba...  (matur sembah nuwun dumateng panjenenganipun Den Panji)

8.02.2010

RENUNGKAN


Di suatu masa dahulu, terdapat seorang alim ulama yang tersohor karena ilmu dan amalannya. Beliau adalah seorang penghafal Al-Quran dan juga penghafal beribu – ribu hadits sahih semenjak kecil. Dan semenjak kecil, beliau telah dikirim oleh kedua orangtuanya untuk menuntut ilmu di Mekkah dan Madinah selama berpuluh tahun lamanya. Ayahnya juga adalah seorang alim ulama yang pernah mengembangkan agama Islam sampai ke negara selatan Siam.
Ceritanya, ayahnya adalah orang pertama di zaman modern ini yang bukan dari warga Arab Saudi yang diberi penghargaan menjadi imam shalat fardhu di Masjidil Haram, Mekkah. Pada suatu masa, alim ulama tersebut telah jatuh sakit lalu tidak bisa menjadi imam shalat fardhu di suraunya.
Maka tiba – tiba datanglah seorang yang berpakaian buruk sesaat sebelum shalat fardhu dilaksanakan. Alim ulama tersebut telah meminta supaya orang yang berpakaian buruk tersebut untuk menggantikannya menjadi imam. Setelah shalat fardhu selesai, maka orang yang berpakaian buruk tersebut telah memohon untuk mengundurkan diri.
Kelihatan senyuman terukir pada wajah murid – murid alim ulama tersebut karena semasa sembahyang fardhu tadi, orang yang berpakaian buruk tersebut tidak membaca surah fatihah dan surah yang lain dengan tajwid yang betul.
Mereka tidak biasa dengan keadaan seperti itu karena guru mereka, yaitu alim ulama tersebut, adalah seorang yang fasih dalam berbahasa arab serta mempunyai bacaan tajwid yang sungguh baik sekali (maklumlah seorang al-hafiz dan sudah berpuluh tahun belajar di Mekkah).
Alim ulama tersebut bersalaman dan berpelukan dengan orang yang berpakaian buruk tersebut sebelum orang yang berpakaian buruk meninggalkan surau. Setelah itu, alim ulama memanggil seluruh muridnya berkumpul di hadapannya lalu beliau bercerita :
Pernah terjadi di suatu kampung di Timur Tengah dimana terdapat seorang pengembala kambing yang sangat alim, sangat suka merendahkan diri dan suka menolong penduduk kampung sekiranya dimintai pertolongan. Yang aneh, jumlah kambing di dalam kandang sederhana yang besar itu tidak pernah berkurang walau banyak orang datang untuk membeli kambing daripadanya. Belilah seratus ekor sekalipun, setelah kambing-kambing tersebut di bawa keluar dari kandang, yang tinggal di dalam kandang tetap kelihatan sama banyak bilangannya seperti sebelum seratus ekor dibawa keluar dari kandang.
Maka seluruh alim ulama dan penduduk kampung telah beranggapan bahwa pengembala kambing tersebut adalah seorang Wali Allah dan mereka telah bermufakat untuk pergi berjumpa dengan pengembala kambing tersebut dan memohon supaya dia menjadi imam shalat di masjid karena mereka ingin mengambil berkat menjadi makmum kepada pengembala kambing tersebut.
Hasrat mereka telah disetujui oleh pengembala kambing. Sembahyang pun di laksanakan di masjid, dan pengembala kambing telah menjadi imam. Malangnya, semasa membaca surah Al-Fatihah dan surah berikutnya, bacaan beliau tidak sempurna tajwidnya. Maka setelah selesai sembahyang, seluruh penduduk kampung telah pulang ke rumah masing – masing sambil tertawa terbahak – bahak karena mereka berfikiran bahwa tanggapan mereka terhadap pengembala kambing sebelum ini sebagai Wali Allah telah jauh meleset.
Pada malam tersebut, seluruh alim ulama penduduk kampung telah bermimpi, dan mereka mendapat mimpi yang sama. Datang seorang lelaki yang tinggi dan tampan di dalam mimpi mereka dan lelaki tersebut telah mengatakan bahawa seumur hidup mereka bersembahyang, itulah baru kali pertamanya sembahyang mereka telah diterima Allah. Subhaanallaah.
Keesokan harinya, semua alim ulama dan penduduk kampung berkumpul di masjid untuk menunaikan sembahyang subuh dan setelah selesai sembahyang subuh mereka terus menuju ke kandang pengembala kambing. Malangnya, pengembala kambing telah tiada, kandang dan kambingnyapun telah tiada. Bekas kandangpun tiada, seolah – olah kandang kambing tidak pernah wujud!
Setelah selesai menceritakan kisah pengembala kambing, maka kebanyakan anak muridnya telah menangis karena mereka tahu mereka telah membuat kesalahan karena telah mendahului Allah dengan merendahkan amalan makhluk Allah yang lain, sedangkan mereka sendiri tidak tahu akan kedudukan mereka di sisi Allah.

7.29.2010

Ki Hajar Dewantara : Peletak Dasar Pendidikan Nasional


R.M Soewardi Soerjaningrat dilahirkan di Yogyakarta pada hari kemis legi tanggal 2 Mei 1889 sebagai putera ke empat dari Pangeran Suryaningrat , putera tertua dari Sri Paku Alam III. Masa kanak-kanak dan remajanya di pengaruhi oleh sastra Jawa, ajaran Islam dan ajaran Hindu Purba. Pahlawan yang di kaguminya dari epek Mahabarata adalah Yudistira (lambang perdamaian dan cinta) dan Sri Kresna (reinkarnasi Wiahnu yang penuh dengan kebijaksanaan).
Sejak kecil wataknya adalah independent, non konformis dan merakyat. Beliau senang bermain dengan anak-anak orang awam, dan sering tidur bersama mereka di masjid. Beliaupun juga tidak menyenangi ariatokkratis “dhodhok-sembah” (jalan berjongkok dan menyembah), dan dengan sengaja melanggar monopoli kraton bahwa kain Bathik “parang-rusak” itu dilarang di pakai oleh orang awam!
Jiwa Soewardi sangat peka terhadap keadaan lingkunganya, terutama mengenai kehidupan kerabat istana. Keadaan ekonomis yang sangat menyolok, keterbatasan hak yang ada pada rakyat dan berbagai ketimpangan sosial lainya, menimbulkan sikap protes dalam hati Soewardi, yang kemudian terpupuk menjadi dasar sifatnya yang kerakyatan dan revolusioner. Dalam perkembangan kepribadianya selanjutnya, dikarenakan pengaruh lingkungan dan pendidikanya, Soewardi menjadi orang berjiwa nasional, yang selalu tergelitik hatinya untuk mengadakan perubahan dalam peri kehidupan bangsanya.
Soewardi yang berjiwa progresif dan agresif bersama-sama dengan Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Dr. Douwes Dekker, yang terkenal sebagai “Tiga serangkai”, pada tahun 1912 mendirikan Indische Partij (IP), dengan semboyan “rawe-rawe rantas, malang-malang putung”, beraksi untuk Indonesia merdeka dan berdaulat. Pertumbuhan jiwa Soewardi menjadi semakin jelas ketangkasanya di dalam menyerang fikak Belanda Kolonial.
Aktifitas politiknya dalam Budi Utomo, Sarekat Islam, dan indische Partij memuncak dalam kritik yang berwujud buku siaran “als ikeens netherlander was” (seandainya aku seorang belanda), yang merupakan terhadap rencana gubernment belanda yang akan mengadakan peringatan besar-besaran 100tahun kemerdekaan negeri Belanda di tanah jajahan Idonesia pada tanggal 15 November 1913,sesudah di jajah Perancis dibawah Napoleon.
Didalam tulisanya Soewardi memberikan tamparan yang hebat kepada siangkara murka penjajah. Tetapi caranya tidak kasar, tidak dengan maki-makian, senantiasa tetap sebagai ksatria, memeberi kata-kata yang tepat, jitu, indah susunanya, ada humornya, ada sinisnya, tercampur ejekan yang pedas, yang di lemparkan kepada si penjajah, tetapi selanjutnya juga memberi pandangan-pandangan, dapat di renungkan untuk fihak Belanda, dan juga fihak kita. Kesemuanya itu menuju kepengasingannya melalui dekrit gubernur Jendarl Belanda tertanggal 18 Agustus 1913. Soewardi diasingkan di Bangka, Dr. Tjipto Magoenkoesoemo ke Banda Neira, dan Dr Douwes Dekker alias Dr. Danu Dirdjo Setia Budhi ketimur Kupang, namun akhirnya ketiganya diperkenankan untuk pergi kenegeri Belanda ( 1913 – 1919 ).
LAHIRNYA TAMANSISWA
Dalam seluruh kehidupan dan perjuangannya, tokoh Ki Hadjar Dewantara sebagai pendiri Perguruan Taman Siswa tidak mungkin di pisahkan dari Taman siswanya. Seolah-olah jiwa dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara sudah menyatu pada Taman siswa ( Ki Suratman, 1985 ). Taman siswa lahir ditandai dengan Candra Sengkala “ Lawan Sastra Ngesti Mulyo “ yang mengandung makna “ Dengan Ilmu Pengetahuan ( Kebudayaan ) mengusahakan Kemuliaan “, yang mencatat tahun Saka 1852 yang bertepatan dengan tahun Masehi 1922 ( tanggal 3 Juli 1922 ) dengan nama aslinya “ Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswo “. Yang jika di Indonesiakan “ Lembaga Pendidikan Nasional Taman Siswo “. Pendirinya adalah Soewardi Surya Ningrat dan kawan-kawan, sebagao hasil musyawarah sebuah kelompok sarasehan “ Soso-Kliwonan “, yang memperhatikan situasi dan nasib bangsa Indonesia yang terjajah.
Secara khusus, Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan Taman siswa seabagai “ Badan Perjuangan Kebudayaan dan Pembangunan Masyarakat, yang menggunakan Pendidikan dalam arti luas sebagai sarananya. Dengan demikian wajarlah kiranya bahwa perjuangan Taman siswa juga tidak mungkin lepas dari permasalahan kebudayaan tersebut.
PEMBERIAN GELAR DOCTOR HONORIS CAUSA
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. M. Sardjito, selaku promotor dalam pemberian gelar Doctor Honoris Causa dalam “ Ilmu Kebudayaan “ kepada Ki Hadjar Dewantara, pada tanggal 19 Desember 1956 di Sitinggil Yogyakarta, menyatakan Ki Hadjar Dewantara sebagai perintis kemerdekaan nasional, perintis pendidikan nasional dan perintis kebudayaan nasional. Di dalam diri Ki Hadjar Dewantara, senat Universitas Gadjah Mada menganggap menemukan perintis hidup kebudayaan dalam arti luas isinya dan luas lingkungannya, terutama hidup kebudayaan Indonesia dan juga hidup kebudayaan umumnya.
PELETAK DASAR PENDIDIKAN NASIONAL
President soekarno dalam kata sambutannya ( Djakarta, 22 Januari 1962 ), dalam buku karya Ki Hadjar Dewantara : Bagian pertama pendidikan, menegaskan Kita kenal Ki Hadjar Dewantara sebagai tokoh nasional, Tokoh kemerdekaan, dan Tokoh pendidikan Nasional, yang dengan keuletan dan ketabahan hati berjoang terus, “sepi ing pamrih, rame ing gawe”... karangan-karangan beliau adalah sangat luas dan mendalam, yang tidak saja dapat membangkitkan semangat perjoangan nasional sewaktu jaman penjajahan, tetapi juga meletakan dasar-dasar pendidikan nasional yang progresif untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
Menteri Pendidikan, pengetahuan dan kebudayaan, Menteri Pendidikan Dasar dan kebudayaan, Prijono, dalam kata sambutanya (jakarta, 1 Juli 1961) dalam buku karya Ki Hadjar Dewantara : bagian pertama Pendidikan, menegaskan Ki Hadjar Deweantara adalah seorang patriot paripurna yang perkata-perkataanya, sikap hidupnya, tindak-tanduknya, kesetiaan terhap nusa dan bangsanya tidak pernah bertentangan satu sama lain.
Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellact), dan jasmani anak-anak. Maksudnya ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak, selaras dengan alamnya, dan masyarakatnya. Karena itulah pasal-pasal di bawah ini harus kita pentingkan :
1.Segala syarat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan (natuurlijkheid, realiteit).
2.Kodratnya keadaan tadi ada tersimpan dalam adat istiadat masing-masing rakyat, yang karenanya bergolong-golong merupakan kesatuan dengan sifat perikehidupan sendiri-sendiri, sifat-sifat mana terjadi dari campuranya semua daya upaya untuk mendapat hidup tertib damai.
3.Adat istiadat, sebagai sifat daya upaya akan tertib damai itu, tiada terluput dari pengaruh “jaman” dan “alam” ; karena itu tidak tetap, tetapi senantiasa berubah, bentuk isi dan iramanya.
4.Akan mengetahui garis hidup yang tetap dari suatu bangsa, perlulah kita mengetahui jaman yang telah lalu, mengetahui menjelmanya jaman itu kedalam jaman sekarang, mengetahui jaman yang berlaku ini lalu dapat inshaflah kita akan jaman yang akan datang.
5.Pengaruh baru adalah terjadi dari bergaulnya bangsa yang satu dengan yang lain, pergaulan mana pada sekarang mudah sekali, terbawa dari adanya hubungan modern. Haruslah kita awas, akan dapat memilih mana yang baik untuk menambah kemuliaan hidup kita, mana yang akan merugikan pada kita dengan selalu mengingat bahwa semua kemajuan ilmu dan pengetahuan dan segala perikehidupan itu adalah kemurahan Tuhan untuk segenap manusia di seluruh dunia, meskipun hidupnya masing-masing menurut garis sendiri yang tetap.
Ki Hadjar Dewantara menyatakan pula, bahwa pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan garis hidup bangsanya ( Cultureel-nationaal ) dan ditujukan keperluan perikehidupan ( maatschappelijk ) yang dapat menggangkat derajat negeri dan rakyatnya, sehingga bersamaan kedudukan dan pantas bekerjasama dengan bangsa lain untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia.
1.Pendidikan Budi pekerti harus mempergunakan syarat-syarat yang selaras dengan jiwa kebangsaan menuju kesucian, ketertiban dan kedamaian lahir batin, tidak saja syarat-syarat yang sudah ada dan ternyata baik, melainkan juga syarat-syarat jaman baru yang berfaedah dan sesuai dengan maksud dan tujuan kita.
2.Teristimewa haruslah kita memperhatikan pangkal kehidupan kita yang terus hidup dalam kesenian, peradaban, syarat-syarat agama atau terdapat dalam kitab-kitab ceritera ( dongeng, mythen, legenda, babad, dan lain-lain ). Semua itu adalah “ arsip nasional “, dalam mana tersimpan beberapa kekayaan batin dari bangsa kita ( geespelijke warden ). Dengan mengetahui segala hal itu niscayalah langkah kita untuk menuju pada jaman baru akan berhasil tetap dan kekal, karena jaman kita dijodohkan sebagai “ mempelai “ dengan jaman yang lalu.
3.Berhubung dengan apa yang tersebut diatas perlulah anak-anak kita dekatkan hidupnya dengan perikehidupan rakyat, agar mereka tidak hanya memiliki “ pengetahuan “ saja tentang hidup rakyatnya, akan tetapi juga dapat “ mengalaminya “ sendiri, dan kemudian tidak hidup berpisahan dengan rakyatnya.
4.Karena itu seyogyanyalah kita mengutamakan cara “ pondok system “, berdasarkan hidup kekeluargaan, untuk mempersatukan pengajaran pengetahuan dengan pengajaran budi pekerti, system mana dalam sejarah kebudayaan bangsa kita bukan barang asing. Dahulu bernama “ asrama “, kemudian dalam jaman islam menjelma jadi “ pondok pesantren “.
5.Pengajaran ( onderwijs ) ialah suatu bagian dari pendidikan. Pengajaran itu tidak lain ialah pendidikan dalam memberi ilmu atau pengetahuan, serta juga memberi kecakapan kepada anak-anak yang kedua-duanya dapat berfaedah buat hidup anak-anak, baik lahir maupun batin. Pengajarn pengetahuan adalah sebagian dari pendidikan, yang terutama dipergunakan untuk memdidik pikiran, dan ini perlu sekali, tidak saja untuk memajukan kecerdasan batin, namun pula untuk melancarkan hidup pada umumnya. Seyogyanya pendidikan pekiran ini dibangun setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, agar anak-anak kelak dapat membangun perikehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya.
6.Pendidikan ( opvoeding ) pada umumnya, yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhny anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan yaitu : menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
7.Pertama kali haruslah kita ingat, bahwa pendidikan itu hanya suatu “ tuntunan “ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. Ini berarti, bahwa tumbuhnya hidup anak-anak itu terletak diluar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, sebagai manusia, sebagai benda hidup, teranglah hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri.
8.Perlunya penguasaan diri dalam pendidikan budi pekerti. Yang dinamakan “ budipekerti “ atau “ watak “ atau “ karakter “ yaitu bulatnya jiwa manusia. Budi pekerti, watak atau karakter itulah bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan, yang lalu menimbulkan tenaga. Ketahuilah bahwa “ budi “ itu berarti “ fikiran-perasaan-kemauan “, dan “ pekerti “ itu artinya “ tenaga “. jadi “ budipekerti” itu sifatnya jiwa manusia, mulai angan-angan hingga terjelma sebagai tenaga. Dengan adanya “ budipekerti “ itu tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka ( berpribadi ), yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri ( mandiri, zellfbeheersching ). Inilah manusia yang beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya.
9.Dalam pendidikan harus senantiasa diingat, bahwa kemerdekaan itu sifatnya tiga macam : berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain dan dapat mengatur dirinya sendiri. Beratlah kemerdekaan itu ! Bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus juga dapat menegakkan dirinya dan dapat mengatur perikehidupanya dengan tertib. Dalam hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang lain.
10.Pendidikan adalah usaha pembangunan, kata orang. Ini benar, tetapi menurut pikiran saya kurang lengkap. Pendidikan yang dilakukan dengan keinsyafan, di tujukan ke arah keselamatan dan kebahagiaan manusia, tidak hanya bersifat laku “pembangunan”, tetapi sering merupakan “perjuangan”pula. Pendidikan berarti merupakan memelihara hidup-tumbuh ke arah kemajuan, tidak boleh melanjutkan keadaan kemarin menurut alam kemarin. Pendidikan adalah usaha kebudayaan, berazas peradaban, yakni memajukan hidup agar mempertinggi derajat kemanusiaan.
11.Di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat peraulan yang menjadi pusat pendidikan (tri pusat pendidikan) yang amat penting baginya, yaitu : alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda (masyarakat).
12.Tri nga (ngerti, nglakoni atau mengerti, merasa, melakukan).
13.Tri pantangan (jangan menyalahgunakan wewenang atau kekuasaan, jangan memanipulasi di bidang keuangan, jangan melanggar kesusilaan).
14.“Among system” (system among) yaitu : menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidup lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri. Kata “among” yang berasal dari bahasa Jawa mempunyai arti orang yang tugasnya “ngemong” atau “momong” yang jiwanya penuh pengabdian. Sistem among mini merupakan sebuah system yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan dua dasar :
a.Kemerdekaan, sebagai ayarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak, sehingga dapat hidup merdeka (berdiri sendiri).
b.Kodrat alam, sebagai syarat untuk mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dengan sebaik-baiknya.
Ki Hadjar Dewantara menjadikan “tut wuri handayani” sebagai semboyan sistem among. Tut wuri handayani, tidak lain berarti pengakuan otonomi individu untuk berkembang, namun tidak terlepas dari dialog atau interaksi dari manusia lain termasuk pendidik.
Semboyan “tut wuri handayani” yang di kumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara mendapat tanggapan yang positif dari RMP. Sosrokartono (kakak RA. Kartini), seorang filsuf dan ahli bahasa, dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu “ing madya mangun karsa” (di tengah membangkitkan kehendak, memberi inovasi) dan “ing ngarsa sung tuladha” (di depan memberikan contoh).
15.“Azas tri- kon ” yang di kemukakan Ki Hadjar Dewantara, yaitu :
a.“Konstituet”, yang berarti bahwa garis hidup kita di jaman sekarang harus merupakan “ lanjutan, terusan” dari hidup kita di jaman yang silam, jangan “ulangan”, ataupun “tiruan” hidup bangsa yang lain.
b.“Konvergensi”, dalam arti keharusan untuk menghindari “hidup menyendiri” (isolasi) dan untuk menuju kearah pertemuan dengan hidupnya bangsa-bangsa lain di dunia.
c.“Kontrensititet”, yang berarti bahwa sesudah kita “bersatu” dengan bangsa-bangsa lain sedunia, janganlah kita kehilangan “kepribadian” kita sendiri, meskipun sudah bertitik pusat satu, namun di dalam lingkaran-lingkaran yang “konsentris” itu, kita tetap masih mempunyai sirkel sendiri.

Daftar pustaka
1.Dewantara, Ki Hadjar. 1956. Masalah kebudayaan. Kenang-kenangan promosi Doctor Honoris Causa Ki Hadjar Dewantara. Yogyakarta: yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM.
2.Suratman, Ki . 1992. “Dasar-dasar konsepsi Ajaran Ki Hadjar Dewantara”. 70 Tahun Tamansiswa. Yogyakarta : MLPTS.

7.22.2010

Teknik Belajar Mengajar Cooperative Learning.


1. Mencari Pasangan
Teknik belajar mengajar mencari pasangan (make a match) dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia peserta didik.

2. Bertukar Pasangan
Teknik belajar mengajar bertukar pasangan member siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.

3. Berpikir Berpasangan Berempat
Teknik belajar mengajar beroikir berpasanganberempat dikembangkan oleh Frank Lyman (Think-Pair-Share) dan Spencer Kagan (Think-Pair-Square) sebagai struktur kegiatan pembelajaran cooperative learning. Teknikini member siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bgekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa.

4. Berkirim Salam dan Soal
Teknik belajar mengajar berkirim salam dan soal member siswa kesempatan untuk melatih pengetahuan dan ketrampilan mereka. Siswa membuat pertanyaan sendiri sehingga akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan menjawab pertanyaan yang dibuat oleh tema-teman sekelasnya. Kegiatan berkirim salam dan soal cocok untuk menjelang tes dan ujian. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.


5. Kepala Bernomor
Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered Heads) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini member kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka.Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

6. Kepala Bernomor Terstruktur
Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik kepala bernomor terstruktur yang dipakai oleh Spencer Kagan. Teknik inimemudahkan pembagian tugas. Dengan teknik ini, siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.

7. Dua Tinggal Dua Tamu
Teknik belajar mengajar ini (two stay two stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan bisa digunakan dengan teknik Kepala Bernomor. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Struktur dua tinggal dua tamu member kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dantidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kanyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainya. Christoper Columbus tidak akan menemukan benua Amerika jika tidak tergerak oleh penemuan Galileo Galilei yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. Einstein pun berdasarkan pada teori-teori Newton.

8. Keliling Kelompok
Teknik belajar mengajar keliling kelompok bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.dalam kegiatan keliling kelompok, masing-masing anggota kelompok memdapatkan kesempatan untuk memebrikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota yang lain.

9. Kancing Gemerincing
Teknik belajar kancing gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik balajar ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Dalam kegiatan kancing gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak kelompok, sering ada anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, ada anggota yang pasif dan pasrah saja pada rekanya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tidak tercapai karena anggota yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekanya yang dominan. Teknik belajar mengajar ini memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta.
10. Keliling Kelas
Teknik belajar keliling kelas bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Namun, jika digunakan untuk anak-anak tingkat dasar, teknik ini perlu disertai dengan manajemen kelas yang baik supaya tidak terjadi kegaduhan.
Dalam kegiatan keliling kelas, masing-masing kelompok mendapatkan kesempatan untuk memamerkan hasil kerja mereka dan melihat hasil kerja kelompok lain.

11. Lingkaran Kecil Lingkaran Besar
Teknik belajar mengajar lingkaran kecil lingkaran besar (inside-outside circle) dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini bias digunakan dalam berbagi mata pelajaran, seperti IPS, agaman,matematika, dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain into, siswa bekerja dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai bnayak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Lingkaran kecil lingkaran besar bias digunakan untuk semua tingkatan anak didik dan sangat disukai, terutama oleh anak-anak.

12. Tari Bambu
Penulis mengembangkan teknik belajar mengajar tari bamboo sebai modifikasi lingkaran kecil lingkaran besar. Dibanyak kelas, keinginan penulis untukmenggunakan teknik lingkaran besar lingkaran besar tidak dapat terpenuhi karena kondisi penataan ruang kelas yang tidak menunjag. Tidak cukup ruang didalam kelas untuk membentuk lingkaran linkaran dan tidak selalu memungkinkan untuk membawa siswa keluar dari ruang kelas dan belajar diluar kelas. Kebanyakan ruang kelas di Indonesia memag di tata dengan model klasikal/tradisional. Bahklan banyak penataan tradisional ini bersifat permanen, yaitu meja dan kursi sulit dipindahkan.
Teknik ini diberi nama Tari Bambu, karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bamboo yang digunakan dalam tari Bambu Filipina yang juga popular dibeberapa daerah di Indonesia. Dalam kegiatan belajar mengajar teknik ini, siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan. Pendekatan ini bias digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA, agama, matematika dan bahasa. Baha pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknim ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pengalaman, pikiran, dan informasi antar siswa.
Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Selain itu, siswa bekerja dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mnrolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.

13. Jigsaw
Teknik mengajar jigsaw dikembanghkan oleh Aronson et al. sebagai metode Cooperative Learning. Teknik ini bias digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis mendengarkan dan berbicara. Pendekatan ini bias pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA, IPS, matematika, agama, dan bahsa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/ tingkatan.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakangpemgalaman siswa dalam membantu siswa mengatifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mnrolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.

14. Bercerita Berpasangan
Teknik mengajar bercerita berpasangan (Paired Storyteling) dikembangkan sebgai pendekatan interaktif atara siswa, pengajar, dan bahan pelajaran (Lie, 1994). Teknik ini ini bias digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Pendekatan ini bias pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti IPA, agama dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan denga n teknik ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif. Namun, hal ini yidak menutup kemungkinan dipakainya bahan-bahan yang lainya.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakangpemgalaman siswa dalam membantu siswa mengatifkan schemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk megembangkan kemampuan berfikir dan berimajinasi. Buah-buah pemikiran mereka akan dihargai sehingga siswa merasa makin terdorng untuk belajar. Selain itu, siswa bekerja dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mnrolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi.To be continued...

7.18.2010

MAAF....

Lagi
Seperti biasa, nak
Maafkan bapakmu
Seperti biasa bu
Maafkan suamimu
Lagi
Hari ini, ada keramaian
Lagi
Ibu, kompormu sudah kering
Apalagi kantongku
Maaf bu
Nak, urungkan dulu niatmu
Jendelamu tak lagi terbeli
Dunia impianmu semakin menjauh
Tapi
Lagi keramaian itu lagi
Nak
Jika jendelamu semakin melangit atas kuasa ”bapak”
Maka tangkaplah jendela bapakmu ini
Lihatlah dunia bapakmu, legam
Memang, bapakmu takkan seputih artis
Bapakmu takkan segagah tentara
Tapi
Bapakmu pun tentara
Berperang melawan panas
dan menerjang lelah dan peluh di raga
Bapak punya tank, yang bapak kayuh
dengan sepasang kaki baja
Bapak punya harapan
yang sering terbunuh oleh kebijakan
yang juga membuat ibumu mengeluh
Maafkan bapak, bu
Maafkan bapak, nak
Hari ini keramaian itu membuat bapak kehilangan rute perang Bapak
untuk membeli setetes minyak dan sebutir beras

SATRIA PINANDHITA

SATRIA PINANDHITA
DI KALA SUMBAGA
Kebangkitan bangsa, kebangkitan nasional. Kebangkitan mahasiswa ditandai dengan pendudukan gedung MPR oleh mahasiswa dan berpuncak pada pesta rakyat atas lengsernya rezim Cendana pertengahan tahun 1998. Sejak kematian tahta hingga kematian raga sang pemegang prinsip Asta Brata (baca: Soeharto) ini, krisis tidak kunjung usai. Mulai dari krisis ekonomi, politik, sosial, kepemimpinan, bahkan krisis moral. Krisis multidimensi, begitulah orang menyebutnya. Tokoh yang selalu saja menjadi sorotan utama yang menempatkan dirinya sebagai penyambung lidah rakyat adalah mahasiswa. Pelajar dengan tingkatan pendidikan tertinggi di negeri ini, semakin menegapkan langkahnya dalam membangun bangsa dan negara yang terlanjur sakit.
Demo, suatu cara yang selalu dijalankan sebagai ujung tombak dalam menyampaikan ketidaksepakatan akan suatu kebijakan. Sekali lagi demo, dianggap sebagai suatu cara dan masih saja diyakini dapat merongrong hati nurani pemerintah agar sadar akan milleu tanggung jawabnya. Mahasiswa identik dengan demo. Satria pendidikan dan satria masa depan ini memang tidak pernah gentar menghadapi dan memberantas penindasan. Oleh sebab itu, kehadiran mahasiswa sebagai Satria Pinandhita senantiasa dinantikan oleh rakyat sebagai pihak yang diharapkan mampu memberikan solusi bagi negara ini. Namun, satria yang bagaimanakah yang diharapkan rakyat? Menoleh ke masa para wali, maka wejangan Sunan Kalijaga tampaknya cukup relevan dengan konteks situasi saat ini. Situasi jaman kaliyuga, jaman yang ditandai dengan angkara murka yang merajalela, kriminalitas, korupsi di mana-mana, penguasa yang lalim, manusia mabuk doa, dan rakyat kecil mengalami kesengsaraan berlipat ganda, suatu ironi bangsa. Berikut wejangan Sunan Kalijaga:
Menehana teken marang wong kang wuta
(berikanlah tongkat kepada orang yang buta)
Menehana mangan marang wong kang luwe
(berikanlah makan kepada orang yang lapar)
Menehana busana, marang wong kang wuda
(berikanlah pakaian kepada orang yang telanjang)
Menehana ngiyup marang wong kang kodanan
(berikanlah tempat berteduh kepada orang yang kehujanan)
Apa yang diharapkan dari seorang Satria Pinandhita, adalah keberanian untuk menolong sesama, yang muncul atas kesadaran dirinya sendiri tanpa pamrih. Sekali lagi, pertolongan yang diharapkan adalah pertolongan konkrit sesuai dengan kebutuhan orang yang membutuhkan pertolongan tersebut. Dengan demikian, peningkatan kualitas intelektual, emosional, dan spiritual disertai dengan upaya implementasi secara kontekstual sangat diperlukan dalam rangka pengalihan jaman kaliyuga kepada kala sumbaga, yakni jaman yang ditandai dengan andana (memberi), karena (kesenangan) dan sriyana (tempat baik). Segala kekacauan, kesulitan dan konflik yang terjadi saat ini semoga segera berubah menjadi prediksi yang arif dan dinamis. Artinya keadaan bertambah lebih baik.