3.11.2011

Kemampuan Komunikasi Efektif



1.Pengertian Kemampuan Komunikasi secara Efektif
Dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki, pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang paling penting dan berguna. Melalui komunikasi intrapribadi kita berbicara dengan diri sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu, mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan-pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman sekerja, teman seprofesi, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi antar pribadilah kita membina, memelihara, kadang-kadang merusak (dan ada kalangnya memperbaiki) hubungan pribadi kita.
Seorang individu akan sukses apabila mempunyai kemampuan komunikasi secara efektif yang baik. Komunikasi secara efektif merupakan salah satu aspek kepribadian yang berperan besar bagi keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pada kehidupan individu. Banyak kerugian dan kegagalan yang akan terjadi atau dialami oleh individu yang disebabkan karena tidak adanya kemampuan komunikasi secara efektif.
Pengertian komunikasi menurut Dedy Mulyana (2005: 69) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa” “mengatakan “apa” “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.(who says what in which channel to whom and with what effect).
Menurut Shanon dan Weaver (2004: 23), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri (2003: 4) Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
Berdasarkan definisi-definisi tentang komunikasi tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan.
Menurut Stewart L.Tubss – Sylvia Moss, komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
2.Aspek Kemampuan Komunikasi secara Efektif
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami aspek-aspek komunikasi.
Menurut Supratiknya aspek-aspek dalam komunikasi adalah:
1.Maksud-maksud, gagasan-gagasan dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri pengirim serta bentuk tingkah laku yang dipilihnya. Semua itu menjadi awal bagi perbuatan komunikatifnya, yakni mengirimkan suatu pesan yang mengandung isi tertentu.
2.Proses kodifikasi pesan oleh pengirim. Pengirim mengubah gagasan, perasaan dan maksud-maksudnya ke dalam bentuk pesan yang dapat dikirimkan.
3.Proses pengiriman pesan oleh penerima
4.Adanya saluran (channel) atau media, melalui mana pesan dikirimkan.
5.Proses dekodifikasi pesan oleh penerima. Penerima menginterpretasikan atau menafsirkan makna pesan.
6.Tanggapan batin oleh penerima terhadap hasil interpretasinya tentang makna pesan yang ditangkap.
7.Kemungkinan adanya hambatan (noise) tertentu (1999:31).
Menurut Mulyana dan Jalaluddin (2003:14) mengemukakan aspek-aspek komunikasi yakni:
a) Sumber (source). Suatu sumber adalah orang yang mempunyai kebutuhan sosial untuk diakui sebagai individu hingga kebutuhan berbagai informasi dengan orang lain dapat terpenuhi
b) Penyandian (encoding) adalah suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan nonverbal yang sesuai dengan aturan-aturan guna menciptakan suatu pesan
c) Pesan (massage) merupakan informasi yang harus sampai dari sumber ke penerima
d) Saluran (channel) adalah alat fisik yang menjadi penghubung antara sumber dengan penerima
e) Penerima (receiver) adalah orang yang menerima pesan
f) Penyandian balik (decoding) yaitu proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang mewakilinya
g)Respon penerima (receiver response) hal ini menyangkut tindakan apayang penerima lakukan setelah menerima pesan dari sumber
h) Umpan balik (freedback) adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkan menilai keefektifan komunikasi yang sudah berlangsung.
Sedangkan menurut Dedy Mulyana (2005), untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu memahami aspek-aspek komunikasi, antara lain:
1. Komunikator.
Pengirim (sender) yang mengirim pesan kepada komunikan dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh dalam komunikasi, karena merupakan awal (sumber) terjadinya suatu komunikasi
2. Komunikan.
Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.
3. Media.
Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.
4. Pesan.
Isi komunikasi berupa pesan (message) yang disampaikan oleh Komunikator kepada Komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
5. Tanggapan.
Merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Diimplentasikan dalam bentuk umpan balik (feed back) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.
Berdasarkan dari ke tiga sumber di atas maka aspek-aspek yang paling penting dalam kemampuan komunikasi secara efektif terdiri dari komunikator, komunikan, media yaitu alat untuk menyampaikan dan pesan sesuatu yang disampaikan.
3. Kriteria Kemampuan Komunikasi secara Efektif
Keefektifan komunikasi dapat dinilai apabila tujuannya yang ingin dicapai jelas, menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Moss ada 5 hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu:
a. Pemahaman
b. Kesenangan
c. Mempengaruhi sikap
d. Memperbaiki hubungan
e. Tindakan
Adapun penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut:
a. Pemahaman
Arti pokok pemhaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini, komunikator dikatakan efekltif apabila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya (kadang- kadang, komunikator menyampaikan pesan tanpa disengaja, yang juga dipahami dengan baik).
b. Kesenangan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu. Sebenarnya, tujuan mazhab analisis transaksional adalah sekadar berkomunikasi dengan orang lain untuk menimbulkan kesejahteraan bersama.
c. Mempengaruhi sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain, dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita. Proses mengubah dan merumuskan kembali sikap, atau pengaruh sikap (attitude influence), berlangsung terus seumur hidup.
d. Memperebaiki hubungan
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seorang dapat memilih kata yang tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan tepet pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun keeefektifan komuikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling kompeten pun bisa saja berubah makna atau didiskreditkan.
e. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam komunikasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diperoleh lima hasil dari kemampuan komunikasi yang efektif yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang lebih baik, dan tindakan.
4. Faktor-faktor Kemampuan Komunikasi secara efektif
Tindak komunikasi harus melibatkan sedikitnya dua orang sebagai pengungkapan diri untuk memperoleh informasi terhadap orang lain. Tetapi dalam kenyataannya komunikasi sering mengalami hambatan baik itu secara teknis maupun nonteknis. Hal ini perlu diminimalisir agar proses perkembangan komunikasi itu dapat berjalan secara baik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi dalam pengungkapan diri menurut Devito (1999:62) mengemukakan bahwa:
1. Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada kelompok besar. Kelompok yang terdiri dari dua orang merupakan lingkungan yang paling cocok untuk mengungkapkan diri dan disitulah orang dapat meresapi tanggapan dengan cermat.
2. Perasaan menyukai akan mempengaruhi pembukaan diri seseorang terhadap penentuan pilihan yang disukai atau pun dicintai.
3. Bila kita melakukan pengungkapan diri secara otomatis orang yang bersama kita akan melakukan juga pengungkapan diri sebagai efek diadik.
4. Kompetensi disini diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri karena orang yang lebih kompeten merasa diri mereka mempunyai rasa percaya diri dan banyak hal yang positif yang semua itu lebih dimanfaatkan sebagai pengungkapan dalam berkomunikasi.
5. Faktor kepribadian sebagai wujud orang-orang yang pandai bergaul dan ekstrovert melakukan pengungkapan diri lebih banyak dari pada orang yang kurang pandai bergaul.
6. Faktor topik atau tema pembicaraaan tentang informasi yang bagus akan cenderung membuka diri terhadap komunikasi yang ada.
7. Jenis kelamin merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan diri pada umumnya pria lebih kurang terbuka dari pada wanita.
Dalam pengungkapan diri terhadap orang lain dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, salah satunya kepribadian seseorang. Di sini maksud dari kepribadian yang ekstrovert adalah orang yang menyukai keterbukaan terhadap siapa saja, tentu saja ini akan mempengaruhi penerimaan informasi-informasi yang lebih banyak daripada orang yang menutup diri dari lingkungan.
Sedangkan menurut Dedy Mulyana (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kemampuan menggunakan bahasa lisan sangat ditentukan oleh:
1. Situasi
2. Ruang
3. Waktu
4. Tema
5. Isi atau materi
6. Teknik penyajian
Adapun penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut:
1. Situasi
Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau kondisi saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Tingkat pengetahuan pendengar, yaitu menyangkut latar belakang level pengetahuan dari pendengar (audience).
b. Formal atau informal. Hal ini menyangkut apakah berbicara dalam suatu situasi yang formal (forum resmi) atau dalam situasi biasa atau kekeluargaan (informal)
c. Sedih atau gembira, yaitu berbicara di depan orang yang berada dalam situasi sedih tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan ketika kita tampil berbicara di depan orang yang sedang dalam keadaan gembira. Untuk itu seorang pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi pendengarnya.
2. Ruang
Hal ini tentang tempat dimana sedang berbicara, misalnya di dalam ruangan gedung ataukah di lapangan.
3. Waktu
Dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang sebenarnya yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi yang akan dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang atau basi.
4. Tema
Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga didalam pembicaraan seorang pembicara dapat fokus atau terarah. Sangat disarankan seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan sehinga didalam pembicaraannya tidak ngawur atau mengambang yang dapat mengakibatkan isi pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika terpaksa harus lebih dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan kemudian pindah ke tema yang lainnya.
5. Isi atau Materi
Isi pembicaraan hendaknya sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan dengan mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah :
a. Up to date, masalah yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat-hangatnya di dalam masyarakat.
b. Merupakan suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.
c. Masalah yang mengandung pertentangan publik, benar-salah, baik-buruk.
d. Sesuai dengan kemampuan logika pendengar, dll.
6. Teknik Penyajian
Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam berbicara, meliputi :
a. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini seorang pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak monoton), aksen yang tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan istilah yang tidak perlu.
b. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak pucat, tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.
c. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya, misalnya dengan pengulangan-pengulangan yang seperlunya, atau dengan penekanan-penekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
d. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain yang berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan. Hal ini dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa menimbulkan kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.
e. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-nilai pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani, bijaksana, berpandangan baik, percaya diri, tegas, tahu diri, tenang dan tenggang rasa.
Dari uraian di atas komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk mewujudkan berbicara yang efektif, baik itu dari faktor intern maupun ekstern. Dalam lingkungan sosial tidak bisa dilepaskan dengan komunikaasi baik itu pesan verbal maupun non verbal. Hal ini siswa dituntut untuk belajar mengembangkan komunikasi seperti membaca, mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara jelas dan tepat guna mendukung kemampuan bersosialisasi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, peran konseling kelompok sangatlah diperlukan untuk membantu indivudu meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang dimaksudkannya atau komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.
5. Strategi Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Efektif
Setiap orang pasti pernah mengalami kesulitan berkomunikasi dengan siapa saja. Hal inilah yang perlu dipikirkan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam komunikasi. Dengan menerapkan strategi atau metode dalam pembelajaran akan sangat membantu pengembangan potensi kemampuan komunikasi secara efektif. Oleh karena itu, perlu adanya upaya dari berbagai pihak seperti orang tua, guru guna mewujudkannya.
Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1999:12) ada beberapa kiat kemampuan dasar komunikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Harus menyadari mengapa keterampilan berkomunikasi ini penting dikuasai dan bermanfaat
b. Harus memahami arti keterampilan berkomunikasi dan bentuk-bentuk perilaku komponen untuk mewujudkan keterampilan tersebut, c) Rajin mencari atau menemukan situasu-situasi di mana dapat mempraktikkan keterampilan tersebut
c. Tidak boleh segan atau malu meminta bantuan orang lain untuk memantau usaha kita serta memberikan evaluasi terhadap kemajuan dan kekurangan yang dimiliki
d. Keseluruhan latihan tersebut harus dibagi dalam bagian-bagian tertentu tujuannya agar bisa merasakan keberhasilan usaha yang telah dilakukan. Misalnya, berlatih membangun sikap percaya, mengungkapkan pikiran secara jelas, dan sebagainya
e. Akan sangat menolong bila ada teman sebagai lawan dalam proses berlatih
f. Keterampilan komunikasi dengan seluruh komponen tersebut terus menerus dilatih dan dipraktikkan, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri sendiri.
Kiat pengembangan keterampilan berkomunikasi di atas juga ditambahkan oleh Johnson (dalam Supratiknya, 1999:13) bahwa seluruh langkah dapat dilakukan dalam rangka metode belajar yang disebut experiential learning atau belajar melalui pengalaman. Metode belajar yang oleh banyak ahli dipandang paling efektif untuk belajar di bidang salah satunya mempelajari kemampuan berkomunikasi efektif ini, meliputi empat tahap yaitu :
1. Siswa mencari kesempatan untuk mendapatkan pengalaman pribadi kongkret berkaitan dengan hal yang ingin dipelajari. Misalnya, ingin belajar mengungkapkan perasaan secara jelas dan tepat yang mengajak seorang teman untuk berkomunikasi dengan fokus saling mengungkapkan perasaan.
2. Melakukan refleksi, observasi atau pemeriksaan atas pengalaman pribadi yang baru diperoleh.
3. Dari hasil refleksi tersebut lalu dapat merumuskan prinsip-prinsip, menemukan konsep-konsep. Misalnya, ungkapan perasaan menjadi mudah ditangkap lawan komunikasi dengan cara menyebutkan nama perasaan itu. Tentu saja hal itu menuntut keberanian.
4. Membuat kesimpulan-kesimpulan pribadi untuk dipraktikkan. Kadang-kadang kesimpulan ini masih berupa hipotesis. Benar tidaknya dapat dibuktikan dengan mempraktikannya.
Dari beberapa teori di atas dapat di disimpulkan bahwa strategi peningkatan kemampuan komunikasi dapat dikembangkan oleh peneliti yaitu dengan cara mengadakan diskusi dan latihan komunikasi secara terus menerus. Disamping itu, pemberian latihan juga harus disesuaikan dengan kondisi siswa setempat agar mendapat porsi yang seimbang. Strategi peningkatan kemampuan komunikasi ini juga dapat dilakukan kerja sama dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, karena pelajaran ini menekankan pada aspek belajar berkomunikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar