6.08.2012

"Jangan ada kurva di antara kita" dalam WPAP


Akhir-akhir ini buat para pecinta design grafis pasti dah ga asing lagi sama yang namanya WPAP, yah Wedha's Pop Art Portrait kalo kita panjangin tuh WPAP. Kenapa aku bilang dah ga asing? karena memang dalam beberapa waktu lalu kita sering banget ngeliat ulasan tentang WPAP di media TV dari Kick Andy nya metro TV sampe acara temen begadang yg lg booming banget di Radio Show, dan di dunia maya pun gahk kalah exisnya dari situs resminya di http://wpapcommunity.com ato facebook yg juga dah menelurkan beberapa group pecinta WPAP ataupun di twitter dengan accountya @WPAPcom. Nah kali ini bakalan aku ambilin artikel terkait WPAP ini dari salah satu sumber.

Ni salah satu contoh karya WPAP yang aq ambil dari Facebook yang modelnya adalah Pak Wedha sendiri.



KabarJakarta.com - Melukis wajah manusia menggunakan warna kulit seperti aslinya adalah hal yang biasa. Namun, bagaimana jika lukisan itu semarak warna dan dibentuk dari garis-garis imajiner tegas hingga mewujud wajah manusia?

Seni ilustrasi potret manusia ini bisa dibilang sebuah alternatif baru dalam menggambar wajah manusia. Sesuatu yang tidak sulit namun juga tak mudah. Apalagi bagi seseorang yang tidak mampu menghadirkan garis imajiner dalam potret yang hendak dibuatkan ilustrasinya. Salah-salah, hasilnya tidak mirip sang pemilik wajah. Karena gaya ilustrasi ini mengharuskan posisi elemen-elemen anggota wajah dan proporsinya agar tetap sama dengan potret aslinya dengan proses tracing kreatif yang tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di trace. Dan hal inilah yang dilakukan oleh Wedha Abdul Rasyid.

Awalnya, sang inovator, Wedha Abdul Rasyid yang juga mantan illustrator di majalah Hai ini menamai karyanya dengan Foto Marak Berkotak. Sampai akhirnya seorang Ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang telah melanglang buana tersebut mengaku belum pernah melihat karya seni ilustrasi potret seperti karya Wedha. Ia pun lantas mentasbihkan karya Wedha tersebut sebagai gaya Wedha. Dan Indonesia boleh berbangga, karena ini merupakan karya original anak negeri.

Bagi Wedha, menggambar sosok manusia realis mempunyai tingkat kesulitan paling tinggi. Karena pelukisnya harus memperhatikan kemiripan warna kulit manusia serta kehalusan goresannya. Hal yang tak mudah inilag yang lantas membuatnya memikirkan cara melukis atau menggambar wajah manusia dengan lebih mudah. Cara yang menurut Wedha memungkinkan untuk menghindarkan diri dari keharusan mengolah warna kulit manusia yang sulit, serta cara tanpa tuntutan ketrampilan yang memadai untuk memulas.

Sementara itu, komunitas WPAP sendiri lahir dari interaksi sesama penggemar gaya melukis potret bergaya art pop ini melalui jejaring sosial Facebook. Anggotanya berkembang hampir diseluruh wilayah di Indonesia bahkan sampai ke mancanegara. Hingga akhirnya, komunitas inipun merilis karya tidak hanya di dunia maya saja, tapi juga ke dunia nyata. Komunitas inipun akhirnya diresmikan bersamaan dengan eksibisi pertamanya di Grand Indonesia pada 27 September 2010.



Sumber: http://wpapcommunity.com/wpap/index.php?option=com_content&view=article&id=23:wpap-community-melukis-wajah-marak-kotak&catid=4:informasi-umum&Itemid=119#ixzz1x9M9ifVt

Setelah baca sejarah singkat di atas, ceritanya aku nyoba-nyoba nih buat gambar WPAP, gmana hasilnya? nah kita liat bareng aja dbawah ini...
Tidak menutup diri buat kritik dan saran dari para pembaca semua.









 












Nah paling bontot giliran aku nih yang nampang, tapi bukan karyaku nih, ini salah satu karya WPAPers idolaku Uda Inggie namanya yang gambarin buat aku, cekidot:


Buat para pecinta WPAP yang baca tulisan ini mohon maaf kalau saja masih banyak kekurangan, piss :)