7.18.2010

MAAF....

Lagi
Seperti biasa, nak
Maafkan bapakmu
Seperti biasa bu
Maafkan suamimu
Lagi
Hari ini, ada keramaian
Lagi
Ibu, kompormu sudah kering
Apalagi kantongku
Maaf bu
Nak, urungkan dulu niatmu
Jendelamu tak lagi terbeli
Dunia impianmu semakin menjauh
Tapi
Lagi keramaian itu lagi
Nak
Jika jendelamu semakin melangit atas kuasa ”bapak”
Maka tangkaplah jendela bapakmu ini
Lihatlah dunia bapakmu, legam
Memang, bapakmu takkan seputih artis
Bapakmu takkan segagah tentara
Tapi
Bapakmu pun tentara
Berperang melawan panas
dan menerjang lelah dan peluh di raga
Bapak punya tank, yang bapak kayuh
dengan sepasang kaki baja
Bapak punya harapan
yang sering terbunuh oleh kebijakan
yang juga membuat ibumu mengeluh
Maafkan bapak, bu
Maafkan bapak, nak
Hari ini keramaian itu membuat bapak kehilangan rute perang Bapak
untuk membeli setetes minyak dan sebutir beras

1 komentar: