11.10.2010

Benarkah mereka itu Pahlawan?

Agak gamang menulis ini. Saya bingung, hendak mengucapkan selamat kepada apa, atau siapa. Kalau kepada sejarah, tentulah mengacu kepada Hari Pahlawan 10 Nopember. Tanggal di mana para pejuang Indonesia bertempur melawan Belanda di Surabaya. Kalau mengacu kepada kekinian, seharusnya judul menjadi; “Hari Yang Susah Mencari Pahlawan Penyelamat”. Kalau mengacu kepada Pahlawan, siapa yang layak kiranya? Menelisik siapa mereka yang gugur atau yang belum saat pertempuran besar itu pasti sulit. Bisa saja pecundang menjadi pahlawan, atau sebaliknya. Namun yang pasti lebih sulit adalah mencari pahlawan penyelamat di hari-hari ini.
Tetapi terlepas dari dilema di atas kita tidak boleh lupa bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawanya” atau versi Soekarno “ Jas Merah, jangan pernah lupakan Sejarah”, bukankah demikian saudaraku?
Kalau mengacu kepada kekinian, mungkin orang-orang macam inilah yang pantas kita sebut sebagai pahlawan.
Pahlawan tidak hanya saja “orang-orang besar”, tidak hanya penjuang kemerdekaan masa lampau saja, namun kita sebagai pribadi/bagian dari bangsa Indonesia dapat menjadi pahlawan bagi orang lain. Seperti kita ketahui, saat ini Indonesia sedang berduka cita karena sedang mengalami musibah bencana alam yakni letusan gunung merapi di Yogyakarta dan Tsunami yang melanda Mentawai. Lalu apa makna pahlawan ditengah bencana…???
Dalam situasi genting saat ini, terutama di daerah Yogyakarta karena letusan gunung merapi, sangat dibutuhkan sekali para relawan untuk membantu masyarakat sekitar Merapi dalam proses pengevakuasian dan sebagainya. Seorang pahlawan adalah mereka yang dengan niat tulus, iklas, penuh kesadaran, peduli, dan tanpa pamrih (imbalan) mau membantu masyarakat yang terkena musibah (dalam hal ini kasus Gunung merapi dan Tsunami di Mentawai). Dengan inisiatif yang muncul dari diri sendiri dan tanpa unsur paksaan, mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, uang, bahkan keselamatan jiwa mereka sendiri. Anda mungkin dapat membayangkannya sendiri. Sungguh tidak mudah untuk bisa seperti mereka yang menjadi karena dibutuhkan suatu tekad yang bulat bahwa tujuan utamanya adalah menolong sesama tanpa pamrih.
Bisa kita amati sendiri apa saja yang relawan lakukan dalam bencana letusan gunung merapi ini, seperti:
*Membantu para pengungsi dalam menyediakan makanan dan minuman dengan mendirikan dapur umum
*Membantu menyumbangkan pakaian, selimut, masker bagi para pengungsi,
*Memantau situasi gunung merapi dengan tidak tidur semalaman suntuk dan menginformasinya kepada semua masyarakat
*Mencari bantuan dana di pinggir jalan/lampu merah bagi para pengendara mobil/motor yang lewat.
*Mengkoordinasi dan mengurus para pengungsi agar mereka tetap berada di tempat yang aman tanpa kedinginan dan kelaparan.
Merekalah pahlawan sejati kita, yang rela berkorban membantu para korban bencana tanpa imbalan sepeser pun!!! Lalu, pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap menjadi pahlawan bagi orang lain/orang banyak sebagai bagian dari bangsa Indonesia?
Jawablah dalam hati masing-masing.